Daftar Isi
beritawarganet.com – Kunci Jawaban “Kendi Emas dan Ular”. Banyak sekali jenis cerita yang ada di masyarakat, salah satunya adalah cerita fiksi. Cerita fiksi merupakan cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi atau khayalan dari penulis cerita. Pernahkah Sobat BW membaca cerita tentang Kendi Emas dan Ular?. Kendi Emas dan Ular merupakan salah satu cerita fiksi yang banyak diceritakan dan mengandung banyak pelajaran didalamnya. Mari kita baca cerita Kendi Emas dan Ular bersama.
KENDI EMAS DAN ULAR
Alkisah hiduplah sepasang suami istri yang sangat sederhana. Keduanya sangat merindukan anak, tetapi Tuhan mentakdirkan mereka tidak memiliki anak. Secara ekonomi, kedua petani sederhana itu jauh dari layak, sangat miskin sekali. Namun, semangat untuk bekerja mereka luar biasa. “Ya Tuhan, turunkan kepada kami rezeki dari langit. Kami ingin hidup layak” pinta Pak Petani dengan nada berharap.
Setelah berdoa di rumah, ia pun bergegas ke ladang. Walau ladang orang lain, ia tetap bekerja sepenuh hati demi bertahan hidup. Sang istri kadang ke sawah membantu, dan kadang di rumah. “Apa itu, kok ada benda jatuh dari langit?” Pak petani itu kaget karena melihat sebuah benda jatuh ke sawah, tak jauh dari posisinya mencangkul. Karena penasaran, ia melihat sekeliling dan memastikan bahwa itu bukan perbuatan orang lain.
“Benda apa ya? Kok aneh, tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba ada benda jatuh”. Ia pun memeriksa benda itu yang ternyata jatuh di antara padi di sawah. Ternyata benda itu sebuah kendi. Kendi itu tidak pecah karena jatuh dilumpur sawah. Pak Petani berusaha memeriksa isi kendi.
“Ya Tuhan! Ternyata didalamnya ada logam emas !!! “pekik Petani itu kaget bukan kepalang. Ia mengintip dari lubang kendi dan memang benar ada beberapa keping logam emas murni. Hati nuraninya bertempur, antara diambil atau dibiarkan saja. “Ini kan ladang majikanku, apapun yang ada di ladangnya adalah miliknya, aku tak akan mencuri sesuatu yang bukan hakku” ujar Petani itu sambil memegang kendi tanah liat yang berisi emas koin murni. Pak petani berhati baik. Ia tidak mengambil kendi yang berisi koin emas itu.Pak petani lalu membiarkan kendi pada posisi semula, di pojok sawah. Ia pun melanjutkan pekerjaannya, bercocok tanam di sawah itu.
Ketika sampai di rumah, Pak Petani menceritakan pengalaman anehnya saat berada di sawah. Istriya sangat terkejut dan agak marah karena menilai suaminya itu manusia terbodoh di dunia. “Kenapa Bapak tak ambil saja kendi berisi koin emas itu?” “Jangan Bu, itu bukan hak kita. Segala sesuatu yang berada di tempat orang lain, apapun alasannya, tidak boleh kita ambil. Itu bukan milik kita” nasihat suaminya yang memang sangat jujur dan taat pada ajaran agama.
Diam-diam, ada seorang ibu yang kebetulan mendengar percakapan petani itu dari balik dinding rumah, dan sang ibu itu sangat tertarik untuk mengambil kendi di sawah itu. Karena sudah malam, ia mengajak suaminya untuk ke sawah, tempat biasanya pak petani itu bekerja.
“Ayo Pak, kita cari kendi berisi koin emas itu, pasti masih ada di ladang, mumpung belum banyak orang tahu. Kan kita bisa langsung kaya Pak”.
“Iya juga ya, ayo ayo, mumpung bulan purnama, pasti tak terlalu gelap di sawah. Bapak bawa senter juga” ujarnya sambil bernafsu untuk mengambil kendi itu.
Sepanjang perjalanan, pasangan suami istri yang terkenal rakus itu tertawa dan berkhayal. Kelak ketika menemukan kendi berisi tumpukan koin emas itu, ia bisa membeli sawah, rumah, dan dapat uang banyak. Nafsu duniawinya sudah menguasainya.
“Dimana Bu kendinya, sawah seluas ini mana mungkin bisa kita telusuri, apalagi malam hari”.
“Yang saya dengar tadi, katanya tak jauh dari pohon beringin Pak, pas di pokok sawah. Tapi … itu kan dekat dengan kuburan Pak” ujar istrinya agak ketakutan.
“Tenang saja Bu, kan ada Bapak, ayo kita ambil bersama”.
Keduanya lalu menuju pohon beringin yang kebetulan berdekatan dengan sawah. Setelah mencari beberapa lamanya, akhirnya pak petani berhati iri dan serakah itu menemukannya.
“Bu, ini kendinya…. Ayo, Bu kita pergi dari sini. Kita buka di rumah saja” sarannya pada sang istri.
Keduanya pun bersorak kegirangan. Tak terasa, sampailah ia di rumahnya, tetapi hari sudah sangat larut. Karena tak sabar dan terbakar rasa penasaran, akhirnya kedua petani serakah itu membalikkan kendi itu. Dan apa yang keluar dari kendi itu?
“Haaaa! Kok isinya ular berbisa, mana koin emasnya Bu?”
Keduanya sangat kecewa dan sangat marah. Mereka capai ke sawah dan telah mencari di sana. Mereka hanya menemukan kendi berisi ular berbisa.
“Kita ditipu Pak sama mereka. Ayo, Pak tutup lagi kendi itu dan taruh di depan pintu mereka, pasti besok mereka akan buka” usul sang istri yang juga sangat marah da terbakar balas dendam.
Singkat cerita, suami istri yang dengki itu menaruh kendi di depan pintu dengan harapan akan dipatuk ular berbisa. Dan keduanya pun pergi dengan perasaan penuh kedengkian.
Pagi harinya, Pak Petani yang berhanti bersih itu kaget, karena menemukan kendi di depan pintu rumahnya. Karena merasa berada di rumahnya sendiri, ia pun berani mengambil dan memeriksanya.
“Ibu … saya menemukan kendi yang kemarin aku ceritakan itu di depan pintu rumah. Ayo, kita periksa bersama”.
“Aneh ya Pak, kok tiba-tiba saja kendi yang berada di sawah itu ada di depan rumah. Jangan-jangan malaikat yang mengantarkannya”.
Alangkah kagetnya kedua pasangan suami istri yang baik hati itu. Isi keni bukan hanya koin emas saja, tetapi ada beberapa berlian besar dan indah. Sejak saat itu, pasangan suami istri itu hidup layak dan berkecukupan. Namun, mereka tetap baik hati.
Disadur: http://www.alvihadisugondo.com/kendi-emas-dan-ular/
Kunci Jawaban “Kendi Emas dan Ular”
Berdasarkan bacaan yang telah disajikan, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Siapakah tokoh utama dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’?
Tokoh utaman dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’ adalah petani
2. Siapakah tokoh pembantu tambahan dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’?
Tokoh pembantu dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’ adalah istri petani, ibu tetangga dan suaminya
3. Siapakah yang menjadi tokoh antagonis?
Yang menjadi tokoh antagonis dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’ adalah ibu tetangga dan suaminya
4. Mengapa tokoh pada jawaban soal nomor 3 disebut tokoh antagonis?
Tokoh tersebut disebut tokoh antagonis karena mereka berniat jahat untuk mencelakai petani dan istrinya dengan meletakkan kendi berisi ular berbisa didepan pintu rumah petani
5. Sikap apakah yang tercermin pada tokoh utama dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’?
Sikap yang tercermin dalam cerita ‘Kendi Emas dan Ular’ adalah jujur, rendah hati, serta taat beribadah
Sobat BW hendaknya bisa mengambil hikmah dari cerita ‘Kendi Emas dan Ular’. Kamu harus berprasangka baik kepada teman. Jadikan setiap keadaan, entah itu keadaan baik ataupun keadaan buruk sebagai penyemangat menuju impian kita. Tuhan sangat suka orang baik dan Tuhan akan memberikan yang terbaik, walaupun dari tangan orang-orang jahat.
Mungkin tidak semua orang menyukai kita, tetapi yang harus diingat bahwa kita harus berbuat baik kepada semua orang walaupun tidak mendapatkan balasan yang baik dar mereka. Sobat BW harus menjadi orang baik ya, maka Tuhan akan memberikan kebaikan pula untuk Sobat BW.
Semoga bermanfaat ya..