Beritawarganet.com – Elemen dalam Koding dan Kecerdasan Artifisial. Berpikir komputasional, sebagaimana didefinisikan oleh Wing (2006), merupakan keterampilan dan pola pikir dasar yang tidak hanya dimiliki oleh ilmuwan komputer, tetapi dapat diterapkan secara universal.
Proses Berpikir Komputasional
Berpikir komputasional dapat dibagi menjadi empat pilar utama:
-
Dekomposisi
Proses memecah masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Pendekatan ini memungkinkan penyelesaian masalah secara sistematis. -
Pengenalan Pola
Proses mengidentifikasi pola atau kesamaan yang berulang dalam data atau masalah. Dengan mengenali pola-pola ini, solusi serupa dapat diterapkan dalam berbagai konteks. -
Abstraksi
Proses menyaring informasi yang tidak relevan dan fokus pada detail yang penting untuk menyelesaikan masalah. Ini membuat pendekatan menjadi lebih efisien dan terarah. -
Algoritma
Pengembangan urutan instruksi logis dan bertahap untuk mencapai solusi. Pilar ini menekankan metode yang terstruktur dan sistematis dalam menyelesaikan masalah.
Inti dari berpikir komputasional adalah proses kognitif untuk merumuskan solusi yang dapat dilaksanakan oleh komputer. Berpikir ini meningkatkan kemampuan analitis dan mengarah pada tindakan komputasi, seperti penerapan teknologi dan pemrograman. Keterampilan ini sangat penting untuk memahami dasar-dasar koding dan prinsip kecerdasan buatan.
Langkah-langkah Mendesain Penerapan Berpikir Komputasional di Sekolah
-
Menentukan Topik
Pilih topik yang akan diterapkan dalam pembelajaran berpikir komputasional, baik untuk diselesaikan, dibahas, maupun diajarkan. -
Mencari Ide Alat Bantu
Cari alat bantu yang dapat digunakan peserta didik untuk memecahkan topik yang dipilih. Alat bantu ini bisa berupa permainan (kartu, sticky note, dll.), alat peraga, multimedia, atau block programming (misalnya Scratch). -
Menyusun Skenario Pembelajaran
Susun ide alat bantu menjadi skenario pembelajaran yang sistematis dan sesuaikan dengan metode pembelajaran berbasis peserta didik aktif. Integrasikan skenario ini ke dalam dokumen perangkat pembelajaran seperti modul ajar, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), bahan ajar, media ajar, atau instrumen evaluasi. -
Melaksanakan Proses Pembelajaran
Jalankan pembelajaran mulai dari pembukaan, inti, hingga evaluasi berdasarkan alat bantu yang telah disiapkan. Libatkan peserta didik secara aktif, lakukan pengamatan, berikan bantuan bila diperlukan, dan buat kesimpulan bersama peserta didik. -
Dokumentasi dan Evaluasi
Catat dan simpan momen penting secara digital selama proses pembelajaran. Laksanakan evaluasi sebagai dasar refleksi untuk perbaikan pembelajaran di masa depan.
Berpikir komputasional menghitung modulus dengan analogi jam
Operator modulo (mod) pada dasarnya adalah operasi matematika yang menghasilkan sisa dari pembagian dua bilangan.
Ketika kita melakukan perhitungan modulo dengan basis tertentu (misalnya, modulo 10), kita “kembali ke 0 setiap kali mencapai angka tersebut”. Konsep ini mirip dengan jam yang berputar dari 0 sampai 9, lalu kembali ke 0 setelah angka 9.
Contoh:
Jika kita hitung 8+38 + 3 pada jam modulo 10, kita mulai dari angka 8, bergerak 3 langkah maju:
-
Dari 8 ke 9 (langkah 1)
-
Dari 9 ke 0 (langkah 2, kembali ke 0 karena modulo 10)
-
Dari 0 ke 1 (langkah 3)
Jadi, (8+3) mod 10=1(8 + 3) \bmod 10 = 1.
Operasi Aritmetika pada Jam Modulo:
-
Penambahan:
Bergerak searah jarum jam sebanyak angka yang ditambahkan. -
Pengurangan:
Bergerak berlawanan arah jarum jam sebanyak angka yang dikurangkan.
Contoh: 2−4 mod 102 – 4 \bmod 10
Mulai dari 2, mundur 4 langkah:
2→1→0→9→82 \to 1 \to 0 \to 9 \to 8
Jadi, hasilnya adalah 8. -
Perkalian:
Dapat dianggap sebagai penambahan berulang.
Misalnya, 4×6 mod 104 \times 6 \bmod 10 dihitung dengan menambahkan 6 sebanyak 4 kali, dimulai dari 0.
Referensi untuk Pembelajaran Berpikir Komputasional secara Unplugged:
-
CSUnplugged
https://www.csunplugged.org/en/ -
Code.org
https://code.org/ -
Bebras Indonesia
https://www.bebras.or.id/