Daftar Isi
Menurut (Berpendidikan 2019) bahwa lingkungan hidup terdiri dari 3 unsur penting yaitu; unsur biotik, unsur abiotik dan sosial budaya memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan, baik kehidupan makhluk hidup secara umum maupun bagi kehidupan manusia itu sendiri. Lingkungan hidup memiliki keterbatasan, baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya.
Dengan kata lain, lingkungan hidup dapat mengalami penurunan kualitas dan penurunan kuantitas. Menurunnya kualitas dan kuantitas lingkungan dapat menyebabkan kondisi lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi lagi untuk mendukung kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Berdasarkan factor penyebabnya kerusakan lingkungan disebabkan terjadinya proses alam dan aktivitas manusia.
Baca juga Cara Memilih Bibit Siap Tanam Pada Tanaman Hias
Peristiwa alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan
Peristiwa-peristiwa alam yang dapat mempengaruhi kerusakan lingkungan, diantaranya:
a. Letusan Gunung Api
Letusan gunung api dapat menyemburkan lava, lahar, material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, serta debu vulkanis. Disamping itu selalu disertai dengan adanya gempa bumi lokal yang disebut dengan gempa vulkanik. Terjadinya aliran lava dan uap panas dapat mematikan semua bentuk kehidupan yang dilaluinya sedangkan aliran lahar dingin dapat menghanyutkan lapisan permukaan tanah dan menimbulkan longsor lahan.
Uap belerang yang keluar dari pori-pori tanah dapat mencemari tanah dan air karena dapat meningkatkan kadar asam air dan tanah. Debu-debu vulkanis juga berbahaya bila terhirup oleh makhluk hidup (khususnya manusia dan hewan), hal ini dikarenakan debu-debu vulkanis mengandung kadar silika (Si) yang sangat tinggi dan apabila debu-debu vulkanis menempel pada daun dan tanaman maka tidak akan dapat hilang dengan sendirinya. Hal inilah menyebabkan tumbuhan/tanaman tidak bisa melakukan fotosintesis yang akhirnya tumbuhan/tanamanpun akan mati.
Dampak letusan gunung memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat kembali normal. Lama tidaknya waktu untuk kembali ke kondisi normal tergantung pada kekuatan ledakan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan. Jika kondisinya telah normal, maka daerah tersebut akan menjadi daerah yang subur karena mengalami proses peremajaan tanah yaitu dengan adanya tambahan unsur-unsur yang diperlukan oleh tanaman.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak dan sebagainya. Akibat gempa tersebut akan mempengaruhi perubahan kondisi lingkungan menjadi tidak stabil dan dampaknya juga akan merusak tanaman, makluk hidup lainnya baik organisme maupun mikroorganisme yang ada.
c. Banjir
Banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga terjadi dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai. Banjir juga dapat juga disebabkan ulah/kesalahan manusia, misalnya penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air.
Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah/top soil yang subur karena tererosi/terbawa oleh aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia.
d. Tanah Longsor
Karakteristik tanah longsor hampir sama dengan terjadinya banjir. Tanah longsor termasuk dalam katagori bencana alam juga, yang dapat terjadi karena proses alam ataupun karena dampak kecerobohan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, merusak lahan pertanian, pemukiman, sarana dan prasarana penduduk serta berbagai bangunan lainnya.
e. Badai/Angin Topan
Angin topan terjadi karena perbedaan tekanan udara yang sangat mencolok di suatu daerah sehingga menyebabkan angin bertiup lebih kencang, bahkan di beberapa belahan dunia sering terjadi pusaran angin. Kejadian seperti ini pada umumnya dapat merusakkan berbagai tumbuhan/tanaman, membuat porak-poranda berbagai bangunan, sarana infrastruktur, dan sebagainya.
f. Kemarau Panjang
Terjadinya kemarau panjang adalah kebalikan dari bencana banjir. Hal ini terjadi karena adanya penyimpangan iklim yang terjadi di suatu daerah sehingga musim kemarau terjadi lebih lama dari biasanya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, seperti mengeringnya sungai dan sumber-sumber air, munculnya titik titik api penyebab kebakaran hutan, dan menggagalkan usaha pertanian.
g. Pencemaran limbah
Pencemaran limbah dari bermacam-macam seperti limbah domestik, limbah padat, limbah cair, limbah industri dan limbah pertanian, kesemuanya akan memberikan dampak yang kurang baik khususnya pada tanah dan selanjutnya untuk pertumbuhan tanaman.
Penyebab Kerusakan Tanah
Fungsi tanah bagi tanaman memiliki peran yang sangat penting, artinya apabila terjadi kerusakan tanah maka rusak pula tanaman yang tumbuh di atasnya. Secara umum penyebab kerusakan tanah bisa kita kategorikan ke dalam dua bentuk yakni faktor alam dan faktor manusia. Kerusakan tanah akan berdampak pula pada lingkungan dan keseimbangan khususnya di lingkungan pertanian yang dapat diuraiakn sebagaimana berikut.
a. Erosi Tanah
Erosi tanah adalah bentuk berkurangnya lapisan tanah yang penyebabnya bisa angin atau juga air, bahkan ulah manusia sendiri. Erosi tanah akan memindahkan tanah dari tempat tanah semula berada. Setidaknya ada tiga tahapan dalam proses terjadinya erosi tanah
b. Limbah Padat
Dinamakan limbah padat sebab limbah jenis ini tidak bisa diolah oleh mikroorganisme menjadi suatu senyawa yang bisa menjadi unsur pembentuk tanah. Limbah ini biasanya berupa plastik, karet, serat, bekas bahan bangunan dan lainnya. Dampak dari limbah ini adalah tanah tidak bisa ditumbuhi oleh akar tanaman. Tidak bisa ditembusnya senyawa tersebut oleh air mengakibatkan unsur pembentuk mineral tanah akan berkurang, dan mikroorganisme yang mampu menyuburkan tanah juga berkurang drastis akibat berkurangnya tanaman di atas permukaan tanah.
c. Limbah Cair
Limbah cair biasanya berupa bahan kimia yang dibuat pabrik seperti deterjen, oli dan bahan sejenis lainya. Bahaya limbah ini dapat membunuh mikro-organisme yang hidup di dalam tanah. Limbah cair ini lebih banyak disebabkan oleh pencemaran limbah pabrik.
d. Limbah Domestik
Jenis limbah ini bisa berbentuk padat dan juga bisa berbentuk cair. Limbah jenis ini merupakan limbah yang berasal dari pemukiman penduduk, pasar, perhotelan, dan juga dari kelembagaan seperti kantor-kantor pemerintah dan lainya,sehingga pengolahan limbah domestik menjadi suatu hal mutlak yang harus dilakukan. Limbah domestik mengakibatkan kandungan dalam tanah akan terpengaruh dan tanah menjadi rusak.
e. Limbah Industri
Sesuai namanya limbah ini berasal dari suatu kegiatan industri yang dilakukan pabrik. Limbah industri ini biasanya mengahasilkan suatu zat beracun yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup mikroorganisme di tanah. Limbah ini umumnya seperti zat tembaga, logam dan industry kimia sejenis. Zat yang terkandung dalam logam biasanya berupa Hg, Zn, Pb, Cd.
Karena mikroorganisme di tanah berkurang maka kesuburan tanah pun juga akan hilang.Tanda-tanda tanah berkurang kesuburannya:
- Pertama, tanah akan mengalami pengelupasan terlebih dahulu ketika ada angin atau air mengenai permukaan tanah dengan tingkat intensitas yang tinggi.
- Kedua, tanah mengalami pengangkutan, tanah yang terkelupas tersebut kemudian akan diangkut baik oleh aliran air atau terjangan angin ke permukaan tanah yang tidak lebih tinggi atau rendah.
- Ketiga, adalah pengendapan tanah, ketika tanah telah berada pada permukaan yang lebih rendah sehingga tidak mungkin untuk mengalami proses pengelupasan lagi maka ditempat yang baru tersebutlah tanah akan mengalami pengendapan.
Unsur Pembentuk Lingkungan Hidup
Tahap-tahap tersebutlah yang kemudian menjadi penyebab terjadinya kerusakan tanah. Lingkungan hidup tersebut dapat terancam untuk rusak dengan beberapa sebab. Berdasarkan pengertian tersebut, secara garis besarnya bahwa lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya.
Unsur Biotik
Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Unsur biotik terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai.
- Produsen, yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan hijau yang dapat membentuk bahan makanan (zat organik) melalui fotosintesis.
- Konsumen, yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan.
- Pengurai atau perombak (dekomposer), yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur.
Unsur Abiotik
Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsur abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan.
Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat. Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Gejala gangguan
Kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan secara umum adalah merugikan karena tidak lepas banyaknya korban dan atau kerugian yang diakibatkan. Dengan segala akibat kerugian yang ditimbulkan, maka memerlukan waktu untuk mengembalikan pada kondisi yang normal/ seimbang.
Dibalik kerugian yang terjadi maka dengan adanya kerusakan yang ditimbulkan faktor lingkungan juga dapat memberikan keuntungan walaupun membutuhkan waktu yang cukuplama untuk pemulihannya. Sebagai contoh akibat letusan gunung merapi yang akhirnya akan memberikan dampak suburnya lahan pertanian, demikian dengan banjir yang membawa dan meninggalkan mineral disepanjang perjalanannya, sehingga daerah yang dilalui banjir akhirnya juga menjadi subur, demikian seterusnya.