Jawaban Teks Rekon Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta

Jawaban Teks Rekon Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta

Jawaban Teks Rekon Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta – Halo sobat, pada artikel kali ini akan dibahas mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan teks rekon Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta yang terdapat pada Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X, Kurikulum Merdeka.

Sebelum masuk dalam pembahasan soal, sebaiknya sobat baca terlebih dahulu teks rekon Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta sehingga sobat dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah. Mari kita simak bersama ulasan selengkapnya berikut ini.

Jawaban Teks Rekon Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta 128

Menganalisis Teks Rekon untuk Menemukan Gagasan, Pikiran, dan Pesan

Menganalisis teks rekon untuk menemukan gagasan, pikiran, dan pesan yang tersurat dan tersirat

Kegiatan 1

Inspirasi, motivasi, dan pelajaran hidup dari tokoh tidak hanya bisa kalian dapatkan dari teks yang berbentuk biografi. Akan tetapi, kalian juga bisa menemukannya dalam bentuk teks rekon. Teks rekon merupakan jenis teks yang menceritakan kembali suatu kronologi peristiwa tertentu berdasarkan pengalaman yang dialami di masa lalu dengan tujuan untuk memberi informasi atau menghibur pembaca. Untuk lebih memahaminya, berikut ini teks rekon tentang Mohammad Hatta, Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Kalian diharapkan dapat menganalisis teks rekon untuk menemukan gagasan, pikiran, dan pesan yang tersurat maupun tersirat terkait tokoh.

Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta

Bagi pejabat di Indonesia, kisah kejujuran Mohammad Hatta mungkin adalah sebuah legenda. Bung Hatta, yang pernah menduduki jabatan sangat penting di republik ini, adalah sosok pria yang dikenal sederhana dan tidak mudah tergoda harta. Bahkan, biaya perjalanan dinasnya pun ia kembalikan ke negara ketika mengetahui ada kelebihan uang saku.

Cerita ini berawal dari tuturan I Wangsa Widjaja, sekretaris pribadi sang wakil presiden (wapres) pertama tersebut. Dalam buku yang berjudul Mengenang Bung Hatta, Wangsa, pria yang puluhan tahun mendampingi Bung Hatta, meriwayatkan jika bosnya selalu mengembalikan kelebihan uang negara yang diberikan sebagai anggaran perjalanan dinas.

Baca Juga :  Jawaban Mencari Kesalahan Penulisan Kata Berimbuhan Di- Pada Teks Kunang - kunang Yang Perlahan Menghilang

Pada tahun 1970, ketika sudah tidak lagi menjadi wapres, Bung Hatta diundang ke Irian Jaya–sekarang bernama Papua. Saat diundang ke Irian Jaya, Bung Hatta juga meninjau tempat dimana ia pernah dibuang pada masa kolonial Belanda. Drama pun terjadi ketika Bung Hatta disodori amplop berisi “uang saku” setelah ia dan rombongan tiba di Irian.

“Surat apa ini?” tanya Bung Hatta.

Dijawab oleh Sumarno, menteri koordinator keuangan saat itu yang mengatur kunjungannya, “Bukan surat, Bung. Uang, uang saku untuk perjalanan Bung Hatta di sini.”

“Uang apa lagi? Bukankah semua ongkos perjalanan saya sudah ditanggung pemerintah? Dapat mengunjungi daerah Irian ini saja saya sudah harus bersyukur. Saya benar-benar tidak mengerti uang apa lagi ini?”

“Lho, Bung. Ini uang dari pemerintah, termasuk dalam biaya perjalanan Bung Hatta dan

rombongan,” kata Sumarno coba meyakinkan Bung Hatta.

“Tidak! Itu uang rakyat. Saya tidak mau terima. Kembalikan!” kata Bung Hatta menolak amplop yang disodorkan kepadanya.

Rupanya Sumarno ingin meyakinkan Bung Hatta bahwa dia dan semua rombongan ke Irian dianggap sebagai pejabat. Pada masa itu, pejabat diberianggaran perjalanan, termasuk uang sakunya. Tidak mungkin dikembalikan lagi.

Gambar 5.6 Foto Mohammad Hatta

Setelah terdiam sebentar Bung Hatta berkata, “Maaf, Saudara. Saya tidak mau menerima uang itu. Sekali lagi saya tegaskan! Bagaimanapun itu uang rakyat dan harus dikembalikan pada rakyat!”

Ketika mengunjungi Tanah Merah tempat ia diasingkan, setelah memberikan wejangan kepada masyarakat Digul, ia memanggil Sumarno. “Amplop yang berisi uang tempo hari apa masih Saudara simpan?” tanya Bung Hatta. Dijawab, “Masih Bung.”

Lalu, oleh Bung Hatta amplop dan seluruh isinya diserahkan kepada pemuka masyarakat di Digul. “Ini uang berasal dari rakyat dan telah kembali ke tangan rakyat,” kata Bung Hatta menegaskan.

Cerita Bung Hatta menolak menerima uang lebih berlanjut satu tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1971 ketika ia pergi berobat ke Belanda. Saat tiba di Indonesia, Bung Hatta bertanya kepada Wangsa tentang catatan penerimaan dan pemakaian uang selama perjalanan. Ketika mengetahui ada sisa uang, ia memerintahkan Wangsa mengembalikan kepada negara dan mengucapkan terima kasih kepada presiden.

Baca Juga :  Tabel Isian Wawasan Tentang Kegiatan Negosiasi

Wangsa pun bergegas mengembalikan uang ke Sekretariat Negara (Sekneg). Namun, Wangsa malah dijadikan bahan tertawaan di sana. Alasannya, uang yang sudah dikeluarkan dianggap sah menjadi milik orang yang dibiayai. Apalagi, yang dibiayai adalah mantan wakil presiden yang ditanggung negara.

Saat itu, Wangsa pusing tujuh keliling. Ia menjelaskan kepada Bung Hatta jika sisa uang perjalanan dinas adalah uang saku tambahan. Namun, Bung Hatta menegur Wangsa dengan keras. “Kebutuhan rombongan dan saya sudah tercukupi. Jadi, harus dikembalikan dan kalau masih ada sisanya itu wajib dikembalikan.”

Wangsa menyebut, saat itu tidak ada terlintas dalam kepala Bung Hatta memanfaatkan uang dari negara untuk kepentingan pribadi. Padahal, saat itu ekonomi Bung Hatta morat-marit. Bung Hatta, kata Wangsa, selalu melihat uang dari negara adalah uang rakyat.

Singkat cerita, Wangsa pun berhasil mengembalikan uang kepada Sekneg sembari membawa bukti penyerahan. Setelah itu, Bung Hatta puas.

Untuk menguji pemahaman membaca, kalian dapat menjawab beberapa pertanyaan berikut! Tulis jawaban di buku latihan kalian! Diskusikan dengan teman sekelompok lalu presentasikan di depan kelas!

1. Jelaskan mengapa kisah kejujuran Mohammad Hatta dianggap sebagai suatu legenda oleh para pejabat!

2. Jelaskan apa yang dimaksud “uang saku” dalam teks di atas!

3. Apa saja alasan Sumarno ketika memberikan amplop berisi uang kepada Mohammad Hatta?

4. Apa saja alasan yang mendasari Mohammad Hatta saat menolak uang pemberian Sumarno?

5. Jelaskan apa saja bukti bahwa Mohammad Hatta seorang yang sederhana dan tidak mudah tergoda harta!

6. Mohammad Hatta akhirnya memberikan uang dari Sumarno ke pemuka masyarakat di Digul. Menurut pendapat kalian, apakah hal itu sudah tepat? Jelaskan alasannya!

Baca Juga :  Jawaban Mencari Kata Penanda Urutan Waktu Dalam Teks Biografi Mohammad Hatta

7. Mohammad Hatta memiliki pemikiran bahwa uang dari negara adalah uang rakyat. Jelaskan maksud dari pernyataan tersebut berdasarkan pemahanmu sendiri!

8. Menurut pendapatmu, bagaimana watak atau karakter Mohammad Hatta berdasarkan isi teks tersebut?

9. Apa saja pesan atau amanat yang terkandung dalam teks di atas?

10. Apakah kalian setuju dengan pemikiran dan sikap Bung Hatta dalam teks di atas? Jelaskan alasannya!

Jawaban    :

  1. Pada saat itu Bung Hatta tidak menerima “uang saku” karena merasa itu uang rakyat yang harus dikembalikan kepada rakyat, selain itu beliaupun mengembalikan uang sisa perjalanan dinas.
  2. Yang dimaksud “uang saku” yaitu uang yang diberikan kepada seseorang dengan maksud dan tujuan tertentu.
  3. Sumarno ingin meyakinkan Bung Hatta bahwa dia dan semua rombongan ke Irian dianggap sebagai pejabat, uang tersebut sebagai biaya perjalanan pejabat dan rombongannya.
  4. Uang rakyat harus dikembalikan kepada rakyat. Bung Hatta merasa uang perjalanan sudah ditanggung oleh Pemerintah.
  5. Beliau menolak pemberian “uang saku” yang diyakini sebagai uang rakyat.
  6. Sudah tepat, uang yang diamanahkan untuk Bung Hatta oleh Beliau diberikan kepada pemuka masyarakat yang tentunya nanti akan kembali untuk kepentingan masyarakat.
  7. Uang negara salah satu sumbernya berasal dari pajak yang diambil dari rakyat.
  8. Jujur, tidak mudah disuap, dan tidak gila harta.
  9. Bersikap jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan tidak memanfaatkan tugasnya untuk mendapatkan uang lebih untuk diri sendiri. Uang yang harusnya digunakan untuk kepentingan masyarakat harus digunakan sebagaimana mestinya untuk kepentingan masyarakat dan tidak disalahgunakan.
  10. Setuju, Bung Hatta memiliki sifat yang jujur, bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan dan tidak mau mengambil uang yang bukan haknya.

Kesimpulan

Nah sobat, itulah pembahasan mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan teks rekon Bung Hatta Tidak Mudah Tergoda Harta yang terdapat pada Buku Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X, Kurikulum Merdeka.

Disclaimer :  Jawaban yang telah dibahas di atas bukan jawaban yang mutlak benar, akan tetapi artikel ini diharapkan dapat membantu sobat dalam belajar.

Baca Juga :