Daftar Isi
Berita Warganet – Perlakuan Khusus pada Benih Tanaman Hias. Pada saat melakukan penyemaian benih sering ditemui adanya benih yang tidak berkecambah meskipun kondisi lingkungannya sudah sesuai/menguntungkan untuk terjadinya proses perkecambahan benih. Tidak berkecambahnya benih tanaman hias yang disemaikan dikarenakan adanya beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terhambat/tidak berkecambahnya benih.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belum/tidak berkecambahnya benih yaitu karena :
- Benih yang terinfeksi oleh patogen
- Benih dalam keadaan dormansi
Menurut Agarwal & Sinclair (1996), beberapa kondisi benih yang perlu diberi perlakuan benih adalah sebagai berikut:
- Luka pada kulit benih yang dapat menstimulasi cendawan untuk memasuki benih sehingga dapat mematikan benih atau melemahkan kecambah
- Benih mengalami luka selama pemanenan dan pascapanen yang dapat memudahkan benih terserang patogen
- Benih yang terinfefsi oleh patogen pada saat panen dan saat benih diolah.
- Benih yang ditanam pada keadaan lingkungan yang tidak sesuai seperti tanah lembab atau sangat kering sehingga menstimulus pertumbuhan dan perkecambahan spora cendawan yang dapat menyerang dan merusak benih.
- Melindungi masa-masa perkecambahan dan awal pertumbuhan tanaman dari organisme tular tanah.
Bahan Perlakuan
Benih yang belum dapat berkecambah perlu diberi perlakuan terlebih dahulu untuk mencegah terjadinya terhambat/kegagalan perkecambahan benih yang disemaikan. Memberikan perlakuan pada benih bertujuan untuk :
- Mempercepat terjadinya proses perkecambahan
- Mematahkan masa dormansi benih
- Mencegah/mengendalikan terikutnya patogen pada benih
Perlakuan yang diberikan kepada bahan tanam, tidak hanya untuk bahan tanam benih/biji tetapi juga bahan tanam bibit, yang akan diuraikan lebih lanjut.
Baca Juga Dampak Penyiraman Bagi Tanaman Hias
Perlakuan untuk mempercepat terjadinya proses perkecambahan
Memilih benih yang bernas mempunyai tujuan supaya benih dapat tumbuh cepat, seragam dan sehat karena benih yang bernas merupakan benih yang mempunyai kemampuan tumbuh yang besar dengan tersedianya cadangan makanan yang cukup sehingga kebutuhan tumbuh/berkecambahnya benih/tumbuhnya tunas baru semakin kuat. Proses perkecambahan/ pertunasan dapat dapat berlangsung dengan diperlakukannya benih/bibit dengan bahan kimia, dan juga dengan menggunakan bahan alami/organi yang pada umumnya mengandung hormon.
Perlakuan benih dengan mematahkan masa dormansi
Perlakukan benih dengan cara ini dilakukan dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih. Untuk memberikan perlakuan pada benih dalam upaya mematahkan masa dormansi benih dapat menggunakan bahan perlakuan seperti bahan kimia/anorganik, organik, air panas ,perlakuan suhu, dan menggunakan alat. Perlakuan terhadap benih dilakukan dengan beberapa alasan seperti kondisi benih yang mempunyai kulit tebal, embrio benih yang lemah, dan juga mata bibit yang cukup tipis. Untuk mempercepat perkecambahan benih dan mata tunas dapat dilakukan dengan memberikan zat pengatur tumbuh.
Jenis-jenis perlakuan khusus yang diberikan pada benih yaitu :
Perlakuan benih/bibit sebelum ditanam
Perlakuan benih/bibit sebelum ditanam bertujuan untuk mendapatkan hasil bahan tanam/benih dan bibit yang mempunyai daya kecambah tinggi. Tujuan perlakuan benih adalah (1) menghilangkan sumber infeksi benih (disinfeksi) untuk melawan patogen tular benih dan hama, (2) perlindungan terhadap bibit ketika bibit muncul di permukaan tanah, (3) meningkatkan perkecambahan atau melindungi benih dari patogen dan hama. Perlakuan benih seperti ini merupakan upaya perlindungan terhadap benih/bibit sebagai bahan tanam agar dapat memberikan pertumbuhan yang optimal.
Perlakuan pada benih/bibit sebelum ditanam bertujuan:
- Untuk mendapatkan benih yang bernas yang dilakukan dengan larutan garam dan dapat juga menggunakan larutan abu dapur.
- Untuk melindungi benih dari patogen menggunakan bahan pelapisan, yang bersifat kimia seperti pasta ridomil, saromil, marsal dan yang bersifat alami/organic, bisa menggunakan ekstrak lengkuas dll.
- Untuk mepertahankan daya kecambah dan kerusakan benih dapat diberikan perlakuan dengan penyelaputan benih/pelet.
- Untuk merangsang pertumbuhan akar bibit dapat menggunakan zat perangsang tumbuh (ZPT), baik yang bersifat kimia seperti rootone-F, atonik, hormon IAA, IBA, NAA dan yang bersifat alami/organik seperti bawang, air kelapa, PGPR, dll.
Perlakuan benih/bibit yang mengalami dormansi
Perlakuan fisik
Perlakuan fisik yang dimaksud adalah perlakuan yang ditujukan untuk memberi tindakan dengan jalan fisik kepada benih, dalam upaya untuk membantu memercepat proses perkecambahan benih,
dan menjadikan benih dapat berubah kondisi fisiknya sehingga lebih mudah untuk dapat melakukan proses perkecambahan.
Perlakuan yang diberikan kepada benih secara fisik dapat dilakukan dengan cara:
a) Perendaman dengan air hangat
Perendaman ini dimaksudkan supaya kulit benih menjadi lebih lunak karena bersentuhan dengan air yang hangat. Air hangat yang digunakan untuk memperlakukan benih akan berperan dalam membantu memberikan daya kejut kepada benih yang mungkin sedang dorman/istirahat. Hal ini terjadi karena dinding benih menjadi lunak sehingga air rendaman dan udara akan lebih mudah masuk melalui kulit benih.
Perlakuan ini untuk membantu membangkitkan embrio agar segera melakukan aktivitas metabolismenya sehingga dapat membantu mempercepat proses perkecambahan benih. Perlakuan dengan air hangat dapat diperuntukkan pada benih-benih yang mempunyai masa dormansi fisik panjang, seperti cabai hias, akasia, sengon dan kaliandra. Benih-benih tersebut mampu berkecambah dengan cepat apabila diperlakukan dengan air hangat dan dilanjutkan dengan air biasa hingga waktu yang dibutuhkan.
b) Perlakuan dengan suhu rendah
Perlakuan menggunakan suhu rendah dimaksudkan agar benih tersebut tidak mampu berkecambah pada suhu kamar maupun suhu yang lebih tinggi dari kebutuhannya. Dengan demikian banyak dijumpai benih yang tidak mampu berkecambah karena harus bertahan hidup. Selanjutnya, untuk memperpanjang masa hidupnya dengan jalan memperlambat kegiatan/aktivitasnya; yang disebut dengan istilah istirahat dan kondisi seperti ini benih dikatakan dalam keadaan istirahat/dormansi
Perlakuan dengan suhu rendah biasanya dimaksudkan untuk menghilangkan/mengurangi bahan-bahan penghambat pertumbuhan yang diperkirakan masih ikut bersama/menempel pada benih dan menyebabkan benih menjadi terhambat proses perkecambahannya karena terhalang zat penghambat tersebut.
Dengan hilang/berkurangnya bahan-bahan penghambat pertumbuhan tersebut diharapkan akan mendorong terbentuknya bahan-bahan baru yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan benih.
Perlakuan dengan suhu rendah ini diperuntukkan pada benihbenih yang berukuran cukup kecil seperti benih mawar, yang akan mampu berkecambah setelah disimpan dalam suhu yang rendah dan menjadi dorman jika disimpan pada suhu kamar/suhu yang lebih tinggi.
Perlakuan mekanis
Perlakuan mekanis dimaksudkan adalah perlakuan yang ditujukan untuk memberi tindakan dengan jalan mekanis kepada benih, dalam upaya untuk membantu memercepat proses perkecambahan benih, dengan menjadikan benih dapat berubah kondisi fisiknya sehingga lebih mudah untuk dapat melakukan proses perkecambahan.
Perlakuan yang diberikan kepada benih secara mekanis dapat dilakukan dengan cara mengikir, menggosok kulit benih dengan amplas, melobangi kulit benih dan mengguncang- guncang benih. Perlakuan mekanis biasanya dilakukan pada benih yang mempunyai kulit impermiabel terhadap air dan oksigen serta kulit benih yang terlalu keras sehingga menyebabkan mempunyai ketahanan yang kuat dan untuk mematahkan diperlukan alat supaya dapat membantu mempercepat proses perkecambahan.
Perlakuan kimiawi
Perlakuan kimiawi dimaksudkan adalah perlakuan yang ditujukan untuk memberi tindakan dengan jalan kimia yaitu dengan bantuan bahan kimia kepada benih, dalam upaya membantu memercepat proses perkecambahan benih, dan menjadikan benih dapat berubah kondisi fisiknya sehingga lebih mudah untuk dapat melakukan proses perkecambahan.
Bahan kimia yang biasa digunakan untuk mematahkan dormansi yaitu :
- Bahan kimia anorganik, yang mengandung zat pengatur tumbuh maupun hormon, seperti IAA, IBA,NAA, rootone F, dll.
- Bahan organik/alami yang juga mengandung zat pengatur tumbuh seperti bawang, air kelapa dsb.
Memberikan perlakuan kimiawi dengan bahan kimia yang dimaksudkan adalah :
1) Untuk memperlakukan benih yang berkulit keras/tebal akan menjadi lunak sehingga menjadi permiabel untuk dilalui air dan udara dengan mudah, yang selanjutnya mempermudah proses penyerapan air yang dapat mendorong terjadinya proses perkecambahan benih menjadi lebih cepat. Perlakuan kimiawi juga dapat diberikan untuk bahan tanam bibit, dengan maksud untuk mempercepat tumbuhnya tunas. Perlakuan dengan bahan kimia pada bibit dapat menggunakan bahan kimia yang mengandung ZPT ( Zat Pengatur Tumbuh ). Memberi perlakuan bibit dari bahan vegetatif dengan bahan kimia dapat merangsang dengan cepat tumbuhnya mata tunas bibit. .
2) Untuk mencegah/mengendalikan patogen yang terikut/terbentuk oleh benih/bibit, maka dapat digunakan perlakuan dengan bahan kimia, maupun bahan alami sehingga benih/bibit yang digunakan akan terbebas dari patogen dan siap digunakan sebagai bahan tanam yang sehat.
Mencegah/mengendalikan terikutnya patogen pada benih dilakukan dengan tujuan untuk melindungi benih/bibit dari kegagalan tumbuh/berkecambah akibat terikutnya patogen pada benih/bibit sebagai bahan tanam.
Patogen yang terikut/terbawa oleh benih/bibit akan menyerang kecambah/bibit tanaman muda, maupun fisik tanaman, sehingga benih gagal berkecambah, dan juga dapat menyerang benih yang baru berkecambah sehingga gagal diperoleh kecambah/bibit tanaman yang sehat dan tumbuh optimal. Perlakuan khusus ini dapat menggunakan pestisida kimia maupun alami.
Teknik Perlakuan
Teknik perlakuan secara fisik
Perlakuan fisik ditujukan untuk benih-benih tanaman yang membutuhkan bantuan untuk mempercepat proses perkecambahan diantaranya menggunakan perlakuan perendaman air hangat pada suhu rendah.
Perlakuan benih dengan perendaman air hangat.
- Benih disiapkan sesuai dengan kebutuhan
- Ambil air hangat ( 55 0C )
- Masukkan benih kedalam air hangat hingga benih terendam semua dan selanjutnya perendaman diteruskan dengan air yang sudah dingin hingga batas tertentu sesuai dengan jenis benih tanamannya. Sebagai contoh untuk benih cabai hias cukup 10 menit dalam air hangat dan selanjutnya tetap dalam air rendaman yang sudah dingin selama 60 menit. Benih rendaman diangkat/ditiriskan
- Benih dikecambahkan/disemaikan.
Perlakuan benih dengan suhu rendah
Benih sebelum disemaikan disimpan dalam suhu dingin dengan maksud supaya terbentuk bahan-bahan yang dapat merangsang pertumbuhannya. Langkah selanjutnya merendam benih kedalam air hangat 2-5 menit dan diangkat/ditiriskan kemudian benih di semaiakan.
Teknik perlakuan secara mekanis
Perlakuan benih secara mekanis dengan memecah/melukai kulit benih yang mempunyai kulit impermiabel terhadap air dan oksigen, Adapaun cara yang dapat dilakukan yaitu dengan melukai kulit benih yang tebal/keras memakai alat untuk mengikir, mengamplas, melubangi kulit dengan pisau/ pemotong kuku,gunting, mengguncang benih, dll.
Contoh biji saga yang berkulit keras, biji palem, biji bunga matahari dapat dilubangi dengan pemotong kuku di dekat embrio supaya embrio cepat berkecambah.
Teknik perlakuan secara kimiawi
Bahan tanam benih
Peralakuan menggunakan bahan kimia dengan maksud untuk membuat kulit benih menjadi lebih lunak sehingga mudah dilalui air pada waktu penyerapan, dan untuk mencegah atau memberantas patogen yang terbentuk oleh benih.
Perlakuan kimiawi dapat dilakukan yaitu dengan cara :
- Merendam benih dalam larutan kimia dengan konsentrasi tertentu dan waktu tertentu sebelum tanam.
- Melapisi benih cabai hias menggunakan ridomil dengan konsekuensi mempercepat terjadinya proses perkecambahan
- Merendam benih dengan larutan fungisida dan bakterisida sebanyak 2-3 gram/liter,untuk mencegah serangan penyakit benih.
b. Bahan tanam bibit
- Bahan tanam bibit seperti stek pucuk disiapkan
- Membuat larutan/pasta dari bahan rootone F
- Merendam bahan tanam/stek dalam larutan rootone F selama 10 menit atau dengan mengoleskan pasta tipis-tipis sekali pada potongan stek.
- Bibit stek langsung dapat ditanam pada media tanam yang sudah disediakan.
Perlakuan untuk menentukan benih yang bernas
Merendam benih menggunakan larutan air garam (1 sendok makan : 1 lt air) atau air abu (3 sendok makan : 1 lt air) selama ± 10 menit atau menggunakan campuran secukupnya.
- Selanjutnya benih direndam dalam air bersih secukupnya selama 1×24 jam dengan tujuan merangsang meratanya pengecambahan benih.
- Bersamaan dengan perendaman benih dapat sekaligus dilakukan pemilahan. Benih yang hampa akan mengapung dipermukaan sedangkan benih yang bernas akan tenggelam yang dipilih untuk dikecambahkan.