Jawaban Menganalisis Kaidah Kebahasan Teks Editorial

Jawaban Menganalisis Kaidah Kebahasan Teks Editorial

Jawaban Menganalisis Kaidah Kebahasan Teks Editorial – Halo sobat, dalam artikel kali ini akan disajikan informasi mengenai jawaban menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial yang terdapat pada buku Bahasa Indonesia kelas XII, buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK KELAS XII Edisi Revisi 2018.

Pada pembahasan kali ini, sobat akan menganalisis teks editorial berjudul Pengangguran Makin Bertambah yang terdapat pada halaman 99-100. Bacalah dan pahami teks tersebut, tapi sebelumnya juga sobat harus memahami terlebih dahulu mengenai materi di bawah tentang ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial sehingga sobat dapat mudah menjawab pertanyaan terkait.

Baiklah, langsung saja kita simak bersama ulasan berikut ini !

Jawaban Menganalisis Kaidah Kebahasan Teks Editorial Halaman 102

Kegiatan 2

Menganalisis Kaidah Kebahasan Teks Editorial

Kaidah kebahasaan teks editorial tergolong ke dalam kaidah kebahasaan yang berciri bahasa jurnalistik. Berikut ini ciri-ciri dari bahasa jurnalistik teks editorial.

1. Penggunaan kalimat retoris. Kalimat retoris adalah kalimat pertanyaan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan jawabannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan agar pembaca merenungkan masalah yang dipertanyakan tersebut sehingga tergugah untuk berbuat sesuatu, atau minimal berubah pandangannya terhadap isu yang dibahas. Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” kalimat retorisnya terdapat

Baca Juga :  Salah Kaprah, Ini Perbedaan Modifikasi dan artinya custom

pada paragraf ke-4 berikut ini.

Contoh:

Benarkah pemerintah tidak tahu atau tidak diberi tahu mengenai rencana Pertamina menaikkan harga elpiji?

2. Menggunakan kata-kata populer sehingga mudah bagi khalayak untuk mencernanya. Tujuannya agar pembaca tetap merasa rilek meskipun membaca masalah yang serius dipenuhi dengan tanggapan yang kritis.

Dalam teks ”Kado Tahun Baru 2014 dari Pertamina” contoh kata-kata populer adalah terkaget-kaget, pencitraan, dan menengarai.

3. Menggunakan kata ganti penunjuk yang merujuk pada waktu, tempat, peristiwa, atau hal lainnya yang menjadi fokus ulasan.

Contoh:

a. Sungguh, kenaikan harga itu merupakan kado yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak logis.

b. Berdasar simpulan rapat itulah, Presiden kemudian membuat keputusan harga elpiji 12 kg yang diumumkan pada hari Minggu kemarin

c. Rasanya mustahil kalau pemerintah, dalam hal ini Menko Ekuin dan Menteri BUMN tidak tahu, tidak diberi tahu serta tidak dimintai pandangan, pendapat, dan pertimbangannya.

Baca Juga :  Jawaban Membandingkan Unsur Kebahasaan Surat Lamaran Pekerjaan

4. Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas, seperti sebab, karena, sebab, oleh sebab itu. Hal ini terkait dengan penggunaan sejumlah argumen yang dikemukakan redaktur berkenaan dengan masalah yang dikupasnya.

Contoh:

a. Masyarakat sebagai konsumen menjadi terkaget-kaget karena kenaikan tanpa didahului sosialisasi.

b. Malah boleh jadi ada politisi yang mengkategorikannya sebagai reaksi yang cenderung bersifat pencitraan sehingga terbangun kesan bahwa pemerintah memperhatikan kesulitan sekaligus melindungi kebutuhan rakyat.

Tugas

Bacalah kembali teks editorial yang berjudul ”Pengangguran Makin Bertambah”. Kemudian, analisislah kaidah kebahasaannya.

Jawaban    :

Kaidah kebahasaan yang terdapat pada teks editorial yang berjudul Pengangguran Makin Bertambah :

1. Penggunaan kalimat retoris : tidak terdapat penggunaan kalimat retoris.

2. Menggunakan kata-kata popular : survive, megap-megap, kambing hitam.

3. Menggunakan kata ganti penunjuk :

Karena itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ini harus bekerja lebih keras lagi agar roda perekonomian kembali

bergerak cepat.

Data-data BPS ini harus dijadikan acuan pemerintah untuk serius dalam menangani masalah pengangguran.

Baca Juga :  Hak dan Kewajiban Warga Negara

4. Banyaknya penggunaan konjungsi kausalitas :

Percepatan pertumbuhan ekonomi tersebut diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja baru, sebab saat ini banyak sektor lapangan kerja yang tersedia turun daya serapnya.

Karena kalau perlambatan pertumbuhan ekonomi ini tidak segera diantisipasi dengan kebijakan yang tepat, jumlah angka pengangguran dikhawatirkan akan terus bertambah.

Namun karena perlambatan pertumbuhan ekonomi sudah berimplikasi serius pada kehidupan masyarakat, yang diperlukan adalah kebijakan berorientasi jangka pendek sehingga cepat menyelesaikan persoalan yang ada.

Kesimpulan

Nah sobat, demikian lah ulasan mengenai jawaban menganalisis kaidah kebahasaan teks editorial yang terdapat pada buku Bahasa Indonesia kelas XII, buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK KELAS XII Edisi Revisi 2018. Semoga bermanfaat !

Disclaimer : Pembahasan soal di atas merupakan panduan untuk belajar, jawaban tidak mutlak dan bersifat terbuka sehingga masih dapat dikembangkan.

Baca Juga :