Jawaban Mengubah Kutipan Hikayat Si Miskin Menjadi Bahasa Cerpen Lebih Populer

Jawaban Mengubah Kutipan Hikayat Si Miskin Menjadi Bahasa Cerpen Lebih Populer

Jawaban Mengubah Kutipan Hikayat Si Miskin Menjadi Bahasa Cerpen Lebih Populer – Dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai jawaban mengubah kutipan hikayat si miskin menjadi bahasa cerpen lebih populer yang terdapat pada buku cerdas cergas berbahasa dan bersastra indonesia untuk SMA/SMK Kelas X halaman 73.

Jawaban Mengubah Kutipan Hikayat Si Miskin Menjadi Bahasa Cerpen Lebih Populer Halaman 73

Sebelum masuk dalam pembahasan soal, pahami terlebih dahulu mengenai konjungsi urutan waktu dan berbagai majas sehingga sobat dapat mengerjakan soal dengan mudah.

Mari kita simak bersama mengenai jawaban mengubah kutipan hikayat si miskin menjadi bahasa cerpen lebih populer berikut ini.

Menggunakan Kaidah Bahasa dalam Hikayat dan Cerpen

Memahami kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam hikayat dan cerpen

KONJUNGSI URUTAN WAKTU

Sebagai teks yang menggambarkan sebuah alur cerita, hikayat dan cerpen tidak dapat lepas dari penggunaan konjungsi urutan waktu. Konjungsi urutan waktu digunakan untuk menyatakan urutan sebuah kejadian berdasarakan waktu terjadinya, baik itu sebelumnya, saat, maupun setelahnya. Hikayat menggunakan konjungsi urutan waktu berupa kata-kata arkais. Perhatikanlah tabel berikut.

Tabel 3.4 Tabel perbandingan kata arkais dengan kata populer

Pemilihan konjungsi sangat menentukan koherensi atau kepaduan makna antarkalimat maupun antarparagraf dalam cerita. Perhatikan kutipan cerpen berikut.

Baca Juga :  Jawaban Modul 1 Apa dan Mengapa Profil Pelajar Pancasila

Bandingkan jika dua konjungsi urutan waktu pada cerita tersebut diubah seperti berikut.

Penggunaan konjungsi urutan waktu yang tidak tepat akan mengubah logika alur cerita dan koherensi sebuah paragraf. Hal lain yang perlu diperhatikan dari penggunaan konjungsi waktu adalah frekuensinya. Jangan terlalu banyak menggunakan konjungsi urutan waktu pada satu paragraf. Penggunaan yang terlalu sering, apalagi kata yang sama, akan membuat cerita yang ditulis menjadi “kekanak-kanakan”. Bandingkanlah dua penggalan cerita berikut.

Majas

Majas atau gaya bahasa sangat erat kaitannya dengan cerita fiksi. Majas digunakan untuk menambahkan keindahan cara penyampaian cerita. Beberapa majas yang sering kali digunakan, baik dalam hikayat maupun cerpen adalah sebagai berikut:

Antonomasia

Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri atau sifatnya yang menonjol.

Contoh:

1. Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya.

2. Tak tahu mengapa, saat itu aku mengucapkan terima kasih kepada perempuan tua itu.

Personifikasi

Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati maupun benda hidup yang bukan manusia (hewan/tumbuhan) sebagai sesuatu yang seolah-olah bersifat dan berlaku layaknya manusia.

Contoh:

1. Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku.

2. Angin menyambar wajahku.

Simile

Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal lainnya secara eksplisit menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain: seperti, laksana, bak, dan bagaikan.

Contoh:

Baca Juga :  Kunci Jawaban Sifat-Sifat Benda

1. “Kamu tidur seperti kerbau,” canda ibu.

2. Mereka selalu bertengkar bak kucing dan anjing.

Metafora

Metafora adalah majas yang menggunakan kata atau kelompok kata untuk mewakili hal lain yang bukan sebenarnya, mulai dari bandingan benda fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain. Metafora tidak menggunakan kata penghubung atau kata pembanding seperti simile.

Contoh:

1. Seperti biasa, setibaku di istana tuaku, perempuan tua menyambutku dengan hangat.

2. Ia adalah tulang punggung keluarga.

Hiperbola

Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya.

Contoh:

1. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”

2. Aku tak dapat berbicara, tanganku dingin bak es yang keluar dari freezer.

Ubahlah kutipan Hikayat si Miskin ini menjadi bahasa cerpen yang lebih populer. Gunakanlah konjungsi urutan waktu dan berbagai majas untuk mengembangkannya.

Asalnya raja kayangan dan jadi demikian karena disumpahi oleh Batara Indera. Terlantar di negeri antah-berantah dan keduanya sangat dibenci orang. Setiap kali mengemis di pasar dan kampung, mereka dipukuli dan diusir hingga ke hutan. Oleh yang demikian, tinggallah dua suami-istri itu di hutan memakan batang kayu dan buah-buahan.

Hatta beberapa lamanya maka istri si Miskin itu pun hamillah tiga bulan lamanya. Maka istrinya menangis hendak makan buah mempelam yang ada di dalam taman raja itu. Maka suaminya itu pun terketukkan hatinya tatkala ia di Keinderaan menjadi raja tiada ia mau beranak. Maka sekarang telah mudhorot. Maka baharulah hendak beranak seraya berkata kepada istrinya, “Ayo, hai Adinda. Tuan hendak membunuh kakandalah rupanya ini. Tiadakah tuan tahu akan hal kita yang sudah lalu itu? Jangankan hendak meminta

Baca Juga :  Kunci Jawaban "Berbagai Macam Alat Musik Daerah"

barang suatu, hampir kepada kampung orang tiada boleh.”

Jawaban    :

Pada zaman dahulu ada seorang raja kayangan bersama istrinya yang dibuang ke negeri antah berantah karena mendapatkan hukuman dari Batara Indera. Mereka berdua hidup sangat miskin dan dibenci orang. Setiap kali mereka mengemis di pasar dan di kampung, mereka dipukuli dan di usir ke hutan. Oleh karena itu mereka sekarang hidup di hutan, di sana mereka makan seadanya seperti batang kayu dan buah – buahan.

Waktu ke waktupun berlalu, istri si miskin hamil berusia 3 bulan. Istri si miskin ngidam buah mempelam yang berada di taman raja. Si miskin merasa terketuk hatinya, akan tetapi merasa bingung hal tersebut seperti tidak mungkin untuk dilakukan.

“Bagaimana aku bisa mendapatkannya istriku ? saat mengemis dikampung saja kita di usir”. Kata si miskin kepada istrinya.

Kesimpulan

Nah, itulah pembahasan mengenai jawaban mengubah kutipan hikayat si miskin menjadi bahasa cerpen lebih populer yang terdapat pada buku cerdas cergas berbahasa dan bersastra indonesia untuk SMA/SMK Kelas X halaman 73.

Disclaimer : Jawaban yang telah dibahas di atas bukan jawaban yang mutlak benar, akan tetapi artikel ini diharapkan dapat membantu sobat dalam belajar.

Baca Juga :