Tradisi Rasulan
Tradisi Rasulan

Kunci Jawaban Tradisi Rasulan di Gunung Kidul

Beritawarganet.com – Kunci Jawaban Tradisi Rasulan di Gunung Kidul. Tradisi atau kebiasaan adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Tradisi biasanya diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang.

 

Nah Sobat BW, ada salah satu tradisi di Gunung Kidul yang sudah dilakukan masyarakatnya. Bagaimana dan apa tujuan dipertahankannya tradisi ini, mari kita cari tahu bersama!

 

Tradisi Rasulan di Gunung Kidul

 

Tradisi Rasulan
Tradisi Rasulan

Masyarakat Gunung Kidul di Provinsi DI Yogyakarta mengenal tradisi rasulan. Kegiatan rasulan atau bersih dusun ini dilakukan oleh para petani setelah masa panen. Waktu pelaksanaan tergantung kesepakatan warga setiap dusun, tetapi biasanya sekitar bulan Juni atau Juli.

 

Tradisi Rasulan

 

Rasulan biasanya berlangsung selama beberapa hari. Rangkaian kegiatan diawali dengan kerja bakti atau membersihkan lingkungan sekitar dusun. Warga bergotong royong memperbaiki jalan, membuat atau mengecat pagar pekarangan, serta membersihkan makam. Selanjutnya, tradisi ini juga disemarakkan dengan berbagai rangkaian kegiatan olahraga dan pertunjukan seni budaya.

Baca Juga :  Apa yang Dimaksud dengan Mengintegrasikan? - SMA Informatika

 

Berbagai tradisi dan atraksi seni budaya pada perayaan rasulan di Gunung Kidul ini berhasil menarik perhatian wisatawan baik lokal maupun luar negeri. Atraksi seni budaya yang disuguhkan seperti doger, jathilan, wayang kulit, dan reog Ponorogo.

 

Puncak keramaian acara rasulan terjadi saat diselenggarakannya kegiatan kirab. Kirab adalah semacam karnaval atau arak-arakan mengelilingi desa. Dalam acara kirab itu dibawa pula tumpeng dan sajian berupa hasil panen seperti pisang, jagung, padi, sayur-mayur, dan hasil panen lainnya.

 

Tradisi Rasulan

Di akhir kirab, warga melakukan doa bersama di balai dusun. Mereka berdoa memohon ketenteraman dan keselamatan seluruh warga. Acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan perebutan tumpeng yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan wisatawan.

 

Tradisi rasulan merupakan aset budaya yang harus dipertahankan. Tradisi ini melestarikan jiwa kebersamaan dan semangat gotong royong, sehingga keharmonisan masyarakat dapat terjaga. Selain sebagai sarana untuk memupuk semangat kekeluargaan, tradisi ini juga menjadi salah satu wadah untuk melestarikan kesenian daerah Gunung Kidul

Baca Juga :  Kunci Jawaban Adaptasi dengan Alam Sekitar

(Sumber: kidnesia.com)

 

Ayo Bercerita

Ceritakan kembali tentang Tradisi Rasulan di Gunung Kidul tersebut dengan bahasamu sendiri.

 

Tradisi Rasulan di Gunung Kidul

Tradisi rasulan di Gunung Kidul merupakan salah satu bentuk perayaan setelah panen yang dilakukan oleh masyarakat Jawa di daerah kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Rasulan sendiri bermakna sebagai bentuk ungkapan syukur atas hasil panen yang diperoleh masyarakat, juga sebagai upaya memohon keselamatan serta agar dihindarkan dari bahaya.

Penjelasan:

Tradisi rasulan dapat kita temui di hampir seluruh desa di Gunung Kidul, karena tradisi tersebut diselenggarakan atas dasar kesepakatan warga setelah memperoleh rekomendasi waktu pelaksanaan yang tepat dari tetua adat setempat. Yakni biasanya pada bulan juni atau bulan juli.
Tradisi rasulan biasanya dilakukan bukan hanya sehari, tapi hingga beberapa hari dan diawali dengan kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan setempat. Kegiatan gotong royong juga dilakukan seperti memperbaiki jalan, mengecat pekarangan rumah, membersihkan makam, dan lain sebagainya. Pada kegiatan tersebut, juga dimeriahkan oleh olahraga serta pentas seni. Atraksi seni budaya yang biasa dipertunjukkan seperti reog ponorogo, wayang kulit, jathilan, dan lain sebagainya.

Puncak acara pada tradisi rasulan terjadi pada penyelenggaraan kirab atau karnaval yang berupa arak-arakan mengelilingi desa. Pada kirab tersebut, warga membawa nasi tumpeng serta sajian berupa hasil panen seperti jagung, pisang, sayur-mayur, padi, dan lain sebagainya. Setelah prosesi kirab, warga kemudian berdoa bersama, mendoakan ketentraman serta keselamatan seluruh warga.

 

Baca Juga :  Jawaban Kutipan Tidak Langsung Dan Sumber Rujukannya

Sobat BW, tradisi yang tumbuh di masyarakat merupakan warisan dari para leluhur yang harus kita lestarikan. Tradisi ini memberikan warna dan keunikan tersendiri bagi suatu daerah yang menjadikan daerah tersebut berbeda dari daerah-daerah lainnya.

Bagaimana Sobat BW, tradisi apa yang ada di daerah tempat tinggal mu?

Menjalankan tradisi merupakan salah satu wujud kita menghargai para leluhur dan melestarikan kebudayaan yang ada.

Semoga bermanfaat ya..