Beritawarganet.com – Pemanfaatan dan Pengembangan Kecerdasan Artifisial. Pemanfaatan dan pengembangan kecerdasan buatan (KA) yang relevan untuk peserta didik di sekolah dasar dan menengah dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama, dengan pendekatan yang disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kemampuan mereka.
Di sekolah dasar, fokus utamanya adalah pada pengenalan konsep KA yang sederhana dan aplikatif, serta membangun minat terhadap teknologi ini. Contoh pemanfaatan KA di jenjang ini meliputi aplikasi pengenalan gambar untuk belajar tentang objek dan makhluk hidup, serta permainan edukatif yang menggunakan KA untuk memberikan umpan balik dan personalisasi pembelajaran. Hal ini membantu menumbuhkan rasa ingin tahu dan pemahaman dasar mengenai cara kerja KA. Namun, pendidik perlu berhati-hati agar pemanfaatan KA tidak menimbulkan ketergantungan atau kecanduan, yang justru dapat menghambat kemampuan berpikir kritis peserta didik.
Di jenjang sekolah menengah, pemanfaatan KA dapat diperluas dengan memperkenalkan konsep dan teknik yang lebih kompleks. Peserta didik dapat diajak menggunakan KA untuk menganalisis data, memecahkan masalah kompleks, dan mengembangkan proyek berbasis KA. Contohnya meliputi pemanfaatan KA generatif untuk berbagai aktivitas seperti menjadi asisten virtual, membantu menyelesaikan masalah, belajar bahasa asing, menyusun teks dengan tata bahasa yang baik, hingga berkreasi dalam bidang seni. Di tingkat sekolah menengah atas, peserta didik dapat dilibatkan dalam proyek yang lebih menantang, seperti pemrograman berbasis teks dan penggunaan library atau framework KA. Dalam tahap ini, penting juga untuk menekankan aspek etika dan tanggung jawab dalam pengembangan dan penggunaan KA, termasuk kesadaran akan bias algoritma dan dampak sosialnya (Russell & Norvig, 2010).
Pada kedua jenjang pendidikan, integrasi KA dalam pembelajaran harus memperhatikan pendekatan pedagogis yang tepat. Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), permainan (game-based learning), dan pendekatan pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry learning) merupakan metode efektif untuk melibatkan peserta didik secara aktif, sekaligus memperdalam pemahaman konsep KA. Kolaborasi dan partisipasi peserta didik dalam proyek pengembangan KA juga penting untuk menumbuhkan kreativitas, kerja sama, dan kemampuan memecahkan masalah (Christensen et al., 2008).
Beberapa Teknologi KA yang Dapat Dikenalkan kepada Peserta Didik:
-
Pengenalan Suara
Teknologi pengenalan suara menggunakan KA untuk mengubah ucapan menjadi teks dan memahami perintah suara. Contohnya dapat ditemukan pada asisten suara seperti Google Assistant, Siri, dan Alexa yang dapat menjawab pertanyaan, memberikan informasi cuaca, atau mengontrol perangkat rumah pintar. Aplikasi seperti Google Translate juga memungkinkan penerjemahan suara secara real-time antarbahasa. Selain itu, aplikasi pencatatan seperti Otter.ai dan Fathom memanfaatkan teknologi ini untuk mentranskripsikan percakapan secara otomatis. -
Pengenalan Gambar
KA digunakan untuk mengidentifikasi objek, wajah, dan pola dalam gambar atau video. Teknologi ini bermanfaat dalam berbagai bidang, seperti keamanan dengan deteksi wajah, kendaraan otonom yang dapat mendeteksi rambu dan pejalan kaki, serta dunia medis melalui analisis citra medis (misalnya sinar-X atau MRI) untuk mendeteksi penyakit seperti tumor secara akurat dan cepat. -
Analisis Data, Rekomendasi, dan Prediksi
KA mampu menganalisis data dalam jumlah besar untuk menemukan pola tersembunyi. Dalam dunia bisnis, KA digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen dan menyusun strategi pemasaran. Di platform seperti YouTube, Amazon, dan Netflix, KA memberikan rekomendasi berdasarkan kebiasaan pengguna, meningkatkan relevansi konten yang ditawarkan. -
Pemanfaatan KA Generatif
KA generatif (seperti LLM, GAN, dan lainnya) memungkinkan peserta didik menciptakan konten baru, seperti tulisan, gambar, musik, atau presentasi visual. Ini dapat digunakan untuk mendukung proyek kreatif seperti menulis esai, membuat karya seni digital, atau menyusun lagu. Pemanfaatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi. Namun, penting untuk memastikan peserta didik memahami etika penggunaannya agar dapat menggunakan KA secara aman dan bertanggung jawab.
Penutup
Modul ini diharapkan dapat memperkuat kompetensi pendidik mata pelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KKA), baik dalam keilmuan koding, pemahaman materi berpikir komputasional, literasi digital, maupun kecerdasan artifisial. Pendidik diharapkan terus mengembangkan keahlian dalam merancang dan menyampaikan pembelajaran KKA berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS), serta menggunakan kerangka kerja Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dan Deep Learning yang akan dibahas lebih dalam pada Modul 5 dalam Bimtek ini.