Daftar Isi
Jawaban Tugas Menentukan Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek – Halo sobat, dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai jawaban tugas menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek halaman 121 yang terdapat pada buku bahasa indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.
Sebelum masuk dalam pembahasan soal, bacalah terlebih dahulu pembahasan materi di bawah sehingga dapat menjadi acuan dalam menjawab soal. Untuk pembahasan selengkapnya, mari kita simak bersama ulasan berikut ini.
Jawaban Tugas Menentukan Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek Halaman 121
C. Menganalisis Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:
1. menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek:
2. menelaah teks cerita pendek berdasarkan struktur dan kaidah.
Kegiatan 1
Menentukan Unsur-unsur Pembangun Cerita Pendek
Seperti halnya jenis teks lainnya, cerita pendek dibentuk oleh sejumlah unsur. Adapun unsur yang berada langsung di dalam isi teksnya, dinamakan dengan unsur intrinsik, yang meliputi tema, amanat, alur, penokohan, dan latar.
a. Tema
Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita dalam cerpen itu.
b. Amanat
Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya bersifat tersirat; disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa-peristiwa yang membentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak
bisa lepas dari tema cerita. Misalnya, apabila tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan.
c. Penokohan
Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.
1) Teknik analitik langsung
Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya. Ia pun tidak merasa sombong walaupun berkali-kali dia mendapat juara bela diri. Sifatnya itulah yang menyebabkan ia banyak disenangi teman-temannya.
2) Penggambaran isik dan perilaku tokoh
Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak! Mereka menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya, walaupun dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidak kelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasana di sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstrandemonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yang kebetulan lewat dan ada di sana.
3) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampungkampung tetangganya sudah pada terang semua.
4) Penggambaran tata kebahasaan tokoh
Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apa yang diucapkannya benar-benar membuat orang sedesa marah.
5) Pengungkapan jalan pikiran tokoh
Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium bau keringatnya. Dalam pikirannya, Cuma anak gadisnya yang masih mau menyambutnya dirinya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada
menerima kepulangannya.
6) Penggambaran oleh tokoh lain
Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia bertandang ke rumah sambil membawa aneka brosur barang-barang promosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku jadi menaruh perhatian kepadanya.
d. Alur
Alur merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis. Pola pengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola pengembangan cerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang-kadang sederhana.
e. Latar
Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bisa bersifat faktual atau bisa pula yang imajinatif. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita. Dengan demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang benar adanya, maka cenderung dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu.
f. Gaya Bahasa
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat untuk adegan yang seram, adegan romantis, ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan. Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai karakter seseorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan tokoh anak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata ataupun struktur kalimat yang digunakan oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.
Tugas 1
1. Unsur apa saja yang dominan pada cuplikan-cuplikan cerita berikut? Berkelompoklah untuk mendiskusikan unsur-unsur cerpen.
a. Kalau begitu mengapa Syarifudin meninggal pada hari kedua, setelah dia disunat? Darah tak banyak keluar dari lukanya. Syarifudin kan juga penurut. Pendiam. Setengah bulan, hampir, dia mengurung diri karena kau mengatakan kelakuan abangnya sehari sebelum disunat itu. Aku tidak percaya jika hanya oleh melompat-lompat dan berkejaran setengah malam penuh. Aku tidak percaya itu. Aku mulai percaya desas-desus itu bahwa kau orang yang tamak. Orang yang kikir. Penghisap. Lintah darat. Inilah ganjarannya! Aku mulai percaya desas-desus itu, tentang dukun-dukun yang mengilu luka sunatan anak-anak kita. Aku mulai yakin, mereka menaruh racun di pisau dukun-dukun itu. Kalau benar begitu, apalagi yang sekarang mereka sakitkan hati? Aku telah lama mengubah sikapku. Tiap ada derma, aku sumbang. Tiap kesusahan, aku tolong. Tidak seorang dari mereka yang tidak kuundang dalam pesta tadi malam. Kaulihatkan, tiga teratak itu penuh mereka banjiri. Aku yakin mereka telah menerimaku, memaakanku.
b. “Terus solusinya bagimana?” ”Kita berempat sudah berunding. Karena Maya takut gelap, dia harus selalu tidur lebih dulu dari kami tidur minimal setengah jam sesudahnya supaya ketika kami mematikan lampu, dia udah tidur. Kalau dia terlambat berarti risiko dia. Tapi karena kami baik, he … he…” Siwi tertawa sejenak. ”Jika ternyata kami sudah tidur dan dia belum dia boleh menyalakan lampu minyak. Nah … biar yang lain tidak terganggu sinarnya lampu minyak itu, dia pindah ke tempat tidur yang paling ujung. Bergantian dengan Dinda. Begitu, Bu.”
2. Kerjakanlah latihan berikut sesuai dengan instruksinya!
a. Perhatikanlah kutipan-kutipan di bawah ini!
b. Bagaimana watak dari tokoh yang ada pada cuplikan-cuplikan tersebut?
c. Dalam diskusi kelompok, jelaskan cara pengarang di dalam menggambarkan watak dari tokoh-tokoh tersebut!
1) Aku tahu emak tentu tidak akan datang. Tidak mau, katanya tidak pantas. “Sekolah itu kan tempat priayi lho, Gus. Emakmu ini apakah, ndak ilok kalau berada di tempat itu.”
“Oalah, Mak, Mak! Priayi itu zaman dulu, sekarang ini orang sama saja, yang membedakan itu kan isinya,” aku menekankan telunjuk ke keningku. “Itulah Gus yang Emak maksudkan priayi. Emak tidak mau ke tempat yang angker itu. Nanti Emakmu ini hanya akan jadi tontonan saja, karena plonga-plongo kayak kerbau. Kasihan kamu, Gus.”
2) “Kau punya anak, punya istri. Dari itu kau punya pegangan hidup, punya tujuan minimal. Tapi yang terpenting kau punya tangan. Hingga kau dapat mencapai apa saja yang kau maui. Sebagai suami, sebagai ayah, sebagai lelaki, sebagai manusia juga, seperti yang kita omongkan dulu, kau dapat mencapai sesuatu yang kau inginkan. Alangkah indahnya hidup ini, kalau kita mampu berbuat apa yang kita inginkan. Tapi kini aku tentu saja tak dapat berbuat apa yang kuinginkan. Masa mudaku habis sudah ditelan kebuntungan ini.”
d. Presentasikan pendapat kelompokmu itu di depan kelompok lain! Mintalah mereka untuk menilai presentasi kelompokmu itu dengan menggunakan rubrik berikut!
3. a. Bagaimana keberadaan latar yang ada pada cuplikan-cuplikan berikut? Diskusikanlah secara berkelompok!
1) Kalau Bapak mengizinkan, saya ingin meminjam kendaraan untuk membawanya ke rumah sakit. “Maaf, Pak, pada malam hari kendaraan umum sangat jarang ada”. “Boleh, Pak Asmar. Bawalah anak itu cepat-cepat ke dokter! Ini kunci mobil dan sedikit uang untuk berobat !”
2) Terdengar bunyi langkah di beranda muka, kemudian suara mengucapkan, “Selamat Malam.” Kus terkejut, sebab suara itu dikenalnya, dr. Hamzah, selalu saja ia memburu aku. Apa pula teorinya sekali ini. Didengarnya dr.Hamzah dengan orang tuanya bercakap-cakap dan sekali-sekali kedengaran namanya disebut meskipun kurang jelas benar percakapan itu ke kamarnya. Akhirnya Kus hendak serta duduk di sana. Jangan-jangan yang tidak-tidak nanti dibicarakannya tentang aku.
b. Presentasikan pendapat kelompokmu itu di depan kelompok lain!
c. Mintalah penilaian mereka atas presentasi kelompok kamu itu.
d. Gunakanlah rubrik penilaian seperti di bawah ini!
4. a. Bagaimana keberadaan unsur-unsur intrinsik dari cerpen ”Robohnya Surau Kami”? Paparkanlah dengan berdiskusi kelompok!
b. Presentasikanlah pendapat kelompokmu di depan kelompok lainnya. Mintalah penilaian mereka atas presentasi tersebut berdasarkan kelengkapan dan ketepatan penjelasan kelompokmu itu!
JAWABAN :
a. Unsur-unsur yang dominan pada cerita tersebut adalah penokohan, gaya Bahasa, amanat dan tempat. b. Unsur-unsur yang dominan pada cerita tersebut adalah karakterisasi dan latar. |
2.
Kutipan | Nama Tokoh | Watak | Cara Penggambaran |
1) | Emak | Penakut, kolot, keras kepala | Penggambaran fisik dan perilaku tokoh |
2) | Aku | Mudah menyerah | Pengungkapan jalan pikiran tokoh |
3.
Kutipan | Jenis Latar | ||
Waktu | Tempat | Suasana | |
1) | Malam hari | Rumah | Ketakutan, tergesa-gesa. |
2) | Malam hari | Rumah orang tua kus | Penasaran, Rasa ingin tahu. |
4.
Unsur-unsur cerita | Paparan |
Tema | Bagaimana menyeimbangkan hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia. |
Amanat | Dalam menjalani hidup harus seimbang, manusia harus bertakwa kepada Tuhan ditunjukan dengan cara taat beribadah dan bekerja keras dalam mencari nafkah |
Penokohan | Kakek : rajin beribadah, baik hati, ikhlas namun berpikiran pendek ketika kakek dihadapkan dengan penyesalan dan ketakutan. Ajo sidi : jahil, sombong, pembual, juga ramah akan tetapi ada makna tersirat dibalik bualannya. Aku : baik, dermawan, perhatian, sebagai perantara tokoh yang lainnya. Haji Saleh : rajin beribadah, mengabdikan diri hanya untuk Tuhan akan tetapi terlalu membanggakan apa yang dilakukannya sehinggan membuat gelap mata, dan menentang yang mengkritiknya. Istri Aku : baik. Istri Ajo sidi : baik, menurut terhadap suami, dapat dipercaya dalam menyampaikan amanant. |
Latar | Latar tempat : surau tua, kampung saya, satu kilo dari pasar, rumah, Indonesia. Latar waktu : sore hari, sekali hari, sepanjang hari, keesokan harinya, pagi-pagi sekali, subuh, setiap jumat, setiap enam bulan, setiap tahun, beberapa tahun yang lalu. Latar suasana : panas, gemetar, mengagumkan, suram, hangat, mengerikan. |
Alur | Alur campuran |
Latar belakang budaya, ekonomi, religi, politik | Latar belakang budaya : – Latar belakang ekonomi : karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?. Sedang harta bendamu kau biarkan oranglain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Latar belakang religi : bagaimana Tuhan kita ini,… bukankah kita telah diperintahkan untuk taat beribadah, dan beriman ? Latar belakang politik : – |
Kesimpulan
Nah sobat, itulah pembahasan mengenai jawaban tugas menentukan unsur-unsur pembangun cerita pendek halaman 121 yang terdapat pada buku bahasa indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.
Disclaimer : Jawaban yang telah dibahas di atas bukan jawaban yang mutlak benar, akan tetapi artikel ini diharapkan dapat membantu sobat dalam belajar.
Baca Juga :
- Jawaban Tugas Mempresentasikan Sebuah Teks Cerita Pendek dengan Nilai Kehidupan
- Jawaban Tugas Menentukan Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Teks Cerpen
- Jawaban Tugas Menemukan Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen
- Jawaban Tugas Memahami Informasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen
- Jawaban Tugas Menemukan Kalimat Majemuk Bertingkat dalam Teks Ceramah