Jawaban Tugas Memahami Informasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen

Jawaban Tugas Memahami Informasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen

Jawaban Tugas Memahami Informasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen – Halo sobat, dalam artikel kali ini akan dibahas mengenai jawaban tugas memahami informasi nilai-nilai kehidupan dalam cerpen halaman 108 yang terdapat pada buku bahasa indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.

Sebelum masuk dalam pembahasan soal sobat bacalah terlebih dahulu cerpen di bawah sebagai acuan dalam menjawab soal. Untuk pembahasan selengkapnya, mari kita simak bersama ulasan berikut ini.

Jawaban Tugas Memahami Informasi Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerpen Halaman 108

Kegiatan 1

Memahami Informasi tentang Nilai-Nilai Kehidupan dalam Cerita

Pendek

Bacalah cerita pendek di bawah ini dengan baik!

Robohnya Surau Kami

oleh A.A. Navis

Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di neraka itu banyak temannya di dunia terpanggang panas, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka tak kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan, ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar Syeh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, lalu bertanya kenapa mereka di neraka semuanya. Tetapi sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun tak mengerti juga.

“Bagaimana Tuhan kita ini?” kata Haji Saleh kemudian. “Bukankah kita disuruh-Nya taat beribadah, teguh beriman? Dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup kita. Tapi kini kita dimasukkan ke neraka.”

“Ya. Kami juga berpendapat demikian. Tengoklah itu, orang-orang senegeri kita semua, dan tak kurang ketaatannya beribadat.”

“Ini sungguh tidak adil.”

“Memang tidak adil,” kata orang-orang itu mengulangi ucapan Haji Saleh.

“Kalau begitu, kita harus minta kesaksian kesalahan kita. Kita harus mengingatkan Tuhan, kalau-kalau ia silap memasukkan kita ke neraka ini.”

“Benar. Benar. Benar,” sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh.

“Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?” suatu suara melengking di dalam kelompok orang banyak itu.

“Kita protes. Kita resolusikan,” kata Haji Saleh.

“Apa kita revolusikan juga?” tanya suara yang lain, yang rupanya di dunia menjadi pemimpin gerakan revolusioner.

“Itu tergantung pada keadaan,” kata Haji Saleh. “Yang penting sekarang, mari kita berdemonstrasi menghadap Tuhan.”

Baca Juga :  Jawaban Definisi Negosiasi

“Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita peroleh,” sebuah suara menyela.

“Setuju! Setuju! Setuju!” mereka bersorak beramai-ramai. Lalu, mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan. Dan Tuhan bertanya, “ Kalian mau apa?”

Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengan suara yang menggeletar dan berirama indah, ia memulai pidatonya.

“O, Tuhan kami yang Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat, yang paling taat menyembah-Mu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu, memuji-muji kebesaran-Mu, mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar kepala kami. Tak sesat sedikit pun membacanya.

Akan tetapi, Tuhanku yang Mahakuasa, setelah kami Engkau panggil kemari, Engkau masukkan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diingini, maka di sini, atas nama orang-orang yang cinta pada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan kepada kami ditinjau kembali dan memasukkan kami ke surga sebagaimana yang

Engkau janjikan dalam kitab-Mu.”

“Kalian di dunia tinggal di mana?” tanya Tuhan.

“Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.”

“O, di negeri yang tanahnya subur itu?”

“Ya. Benarlah itu, Tuhanku.”

“Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan?”

“Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami,” mereka mulai menjawab serentak. Karena fajar kegembiraan telah membayang di wajahnya kembali. Dan yakinlah mereka sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu. “Di negeri, di mana tanahnya begitu subur, hingga tanaman tumbuh tanpa ditanam?”

“Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.”

“Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat itu?”

“Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.”

“Negeri yang lama diperbudak orang lain itu?” “Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah penjajah itu, Tuhanku.”

“Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya dan diangkutnya ke negerinya, bukan?”

“Benar Tuhanku, hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.”

“Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?”

Baca Juga :  Kunci Jawaban Mari Uji Kemampuan Kalian halaman 33 Pengukuran IPA SMP Kelas 7 Kurikulum Merdeka

“Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu, kami tak mau

tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Engkau.”

“Engkau rela tetap melarat, bukan?”

“Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.”

“Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?”

“Sungguhpun anak cucu kami melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka hafal di luar kepala belaka.”

“Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan ke hatinya, bukan?”

“Ada, Tuhanku.”

“Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri engkau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat.

Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin? Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka! Hai malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya.”

Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.

Tetapi Haji Saleh ingin juga kepastian, apakah yang dikerjakannya di dunia ini salah atau benar. Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu.

“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh.

“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, hingga mereka itu kucar-kacir selamanya.. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.”

Demikian cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.

Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku tak pergi menjenguk.

“Siapa yang meninggal?” tanyaku kaget.

Baca Juga :  Apa yang Dimaksud dengan Mengintegrasikan? - SMA Informatika

“Kakek.”

“Kakek?”

“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang ngeri sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.”

“Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya melangkah secepatnya meninggalkan istriku yang tercengang-cengang.

Aku mencari Ajo Sidi ke rumahnya. Tetapi aku berjumpa sama istrinya saja. Lalu aku tanya dia.

“Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi. “Tidak ia tahu Kakek meninggal?”

“Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kafan buat Kakek tujuh lapis.” “Dan sekarang,” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab,” dan sekarang ke mana dia?”

“Kerja.”

“Kerja?” tanyaku mengulangi hampa.

“Ya. Dia pergi kerja.”***

Tugas

1. Setelah membaca cerita di atas, kamu sudah memiliki pemahaman yang jelas tentang pengertian dan karakteristik cerita pendek. Sekarang, buktikanlah pemahamanmu itu dengan menunjukkan sekurangkurangnya lima contoh cerita lainnya yang berkategori cerpen. Sajikanlah hasilnya dalam rubrik berikut!

2. Secara berdiskusi kelompok, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

a. Di mana dan kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi?

b. Kata-kata “robohnya surau kami” itu maksudnya apa?

c. Pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui cerpennya itu apa saja?

d. Setujukah kamu dengan isi cerita itu dan adakah hal-hal yang bertentangan dengan kayakinanmu sendiri?

e. Bagaimana hubungan kamu sendiri selama ini dengan Tuhan? Ceritakanlah!

3. Kerjakanlah hal berikut sesuai dengan instruksinya!

a. Buatlah lima pertanyaan lainnya secara berkelompok untuk menguji pemahaman literal, interpretatif, integratif, kritis, dan kreatif !

b. Mintalah teman-teman kamu dari kelompok lain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu!

Jawaban    :

  1.  
Judul cerpenPengarangSumberInti cerita
Robohnya Surau KamiA.A. NavisBuku Bahasa Indonesia Kelas XIMenceritakan tentang dialog antara Haji Saleh, Warga negara Indonesia dengan Tuhannya.

2.

a. Di kota, di surau kakek, rumah ajo sidi, dan lain-lain. Terjadi pada siang hari dan malam hari.
b. “robohnya surau kami” maksudnya adalah masjid berukuran kecil yang terdapat di kota kelahiran tokoh utama. Tokoh utama ini diceritakan hidupnya hanya beribadah sepanjang hari.
c. Jangan merasa bangga terhadap perbuatan baik yang dilakukan karena bisa jadi baik dimata manusia belum tentu dihadapan Tuhan. Jangan hanya mementingkan diri sendiri. Jangan mudah marah terhadap orang yang memberikan nasihat.
d. Setuju, tidak ada hal yang bertentangan.
e. Hubungan dengan Tuhan cukup dekat, diwujudkan dengan beribadah tepat waktu dan mengamalkannya dengan berbuat baik terhadap sesama manusia.

3.

a. Pertanyaan literal : Di mana dan kapan cerita itu terjadi?
Pertanyaan interpretatif : Apa maksud tersembunyi di balik percakapan tokoh antagonis kepada tokoh protagonist?
Pertanyaan integratif : Bercerita tentang apakah cerpen di atas?
Pertanyaan kritis : Apakah nilai-nilai yang terkandung sudah sesuai di masyarakat?
Pertanyaan kreatif : Bagaimana menurut kamu jika tokoh utama mengalami penderitaan terus-menerus?

Kesimpulan

Nah sobat, itulah pembahasan mengenai jawaban tugas memahami informasi nilai-nilai kehidupan dalam cerpen halaman 108 yang terdapat pada buku bahasa indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.

Disclaimer :  Jawaban yang telah dibahas di atas bukan jawaban yang mutlak benar, akan tetapi artikel ini diharapkan dapat membantu sobat dalam belajar.

Baca Juga :