Daftar Isi
Cara kerja obligasi – Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Obligasi berisi janji dari pihak yang menerbitkan Efek untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan, kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Dan kali ini beritawarganet akan membahas mengenai cara kerja obligasi sampai dengan cara menghitung imbal hasilnya.
Cara kerja obligasi
Jika sobat warganet masih belum memahaminya dengan jelas, sederhananya, surat utang diterbitkan ketika perusahaan atau entitas lain perlu mengumpulkan uang untuk membiayai proyek terbaru, mempertahankan operasi yang sedang berjalan, atau membiayai utang yang ada.
Penerbit (baik perusahaan atau entitas lain) menerbitkan obligasi yang mencakup persyaratan pinjaman, pembayaran bunga yang akan dilakukan, dan waktu di mana dana pinjaman (pokok obligasi) harus dibayar kembali (tanggal jatuh tempo).
Pembayaran bunga (kupon) merupakan bagian dari pengembalian yang diperoleh pemegang obligasi karena meminjamkan dana mereka kepada penerbit. Tingkat bunga yang menentukan pembayaran disebut tingkat kupon. Harga awal sebagian besar obligasi biasanya ditetapkan pada nilai nominal ketika ditawarkan kali pertama.
Sementara harga pasar aktual suatu obligasi tergantung pada sejumlah faktor seperti kualitas kredit penerbit, lamanya waktu hingga kedaluwarsa, dan tingkat kupon dibandingkan dengan lingkungan suku bunga pada saat itu. Sebagian besar obligasi dapat dijual pemegang obligasi awal kepada investor lain setelah diterbitkan.
Dengan kata lain, investor obligasi tidak harus memegang obligasi sampai tanggal jatuh tempo. Biasanya obligasi dibeli kembali oleh peminjam jika suku bunga menurun, atau jika kredit peminjam membaik, dan obligasi itu dapat diterbitkan kembali dengan biaya lebih rendah.
Faktor-faktor yang memengaruhi harga obligasi
Dengan diperdagangkannya efek bersifat utang, akan terjadi pembentukan harga efek bersifat utang. Sama seperti prinsip perdagangan, yang memengaruhi harga obligasi adalah permintaan dan penawaran efek itu sendiri.
Berikut ini adalah dasar-dasar yang dapat memengaruhi harga wajar efek bersifat utang yang diperdagangkan di bursa, antara lain:
- Interest rate adalah besaran suku bunga yang menjadi acuan bagi pembeli efek utang sebagai perbandingan dasar untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan. Tingkat suku bunga pasar dalam hal ini yaitu suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate).
- Faktor risiko yaitu kemampuan penerbit efek bersifat utang dalam melakukan pembayaran bunga atau pelunasan pokok secara tepat waktu sesuai jatuh temponya. Ini bisa dilihat dari peringkat secara berkala yang diterbitkan Lembaga Pemeringkat Efek. Ketika peringkat efek bersifat utang mengalami penurunan, mengindikasikan tingkat risiko Penerbit dalam memenuhi kewajibannya menjadi lebih rendah yang pada akhirnya dapat berpotensi gagal bayar.
- Jatuh tempo yaitu tenggat waktu pelunasan pokok dan bunga yang wajib dipenuhi penerbit obligasi. Pada umumnya, harga efek bersifat utang berbanding terbalik dengan jangka waktu obligasi. Semakin pendek jangka waktu efek bersifat utang, akan semakin kecil tingkat ketidakpastian (risiko) atas efek bersifat utang tersebut. Di samping itu, semakin efek bersifat utang tersebut mendekati tanggal jatuh temponya, harga efek tersebut akan semakin mendekati nilai nominalnya (par).
Cara membeli obligasi?
Membeli surat utang bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu lewat mekanisme pasar perdana dan melalui pasar sekunder. Terkait pasar perdana, kamu sama saja dengan membeli langsung pada agen atau perusahaan sekuritas yang ditunjuk secara resmi. Namun, untuk pembelian di pasar sekunder, berarti kamu membelinya melalui mekanisme bursa atau perbankan.
Bagi sobat warganet yang tertarik berinvestasi pada obligasi bisa berpedoman pada hal-hal berikut.
- Membuka rekening melalui perusahaan sekuritas atau agen penjual, perbankan, dan lainnya.
- Pahami produk surat utang agar kamu gak mudah tertipu soal instrumen investasi ini.
- Coba analisis kondisi finansial, kupon surat utang, dan pembayaran jatuh tempo sebelum memutuskan berinvestasi di obligasi.
- Selektif dalam memilih wali amanat (trader atau broker) karena mereka yang akan membeli surat utang sesuai jenis, anggaran, dan keinginan kamu.
Cara menghitung imbal hasil obligasi
Sebelum membeli investasi surat utang, pertimbangan utama investor pasti imbal hasil (yield). Dalam dunia obligasi, terdapat beberapa rumus untuk menghitung imbal hasil, namun rumus sederhana dan populer ini yang paling sering digunakan.
- Nominal yield adalah Metode menghitung coupon rate (tingkat suku bunga) yang memperlihatkan return pendapatan, yang diperoleh para investor. Rumus Nominal Yield = (Coupon/Nominal) x 100%.
- Current yield dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama setahun terhadap harga surat utang tersebut. Rumus Current yield = penghasilan bunga tahunan : harga pasar obligasi.
- Yield to maturity (YTM) digunakan untuk menghitung tingkat imbal hasil yang diperoleh investor jika menahan surat utang hingga jatuh tempo. Rumus YTM lebih disukai investor karena menggambarkan imbal hasil secara menyeluruh. Rumus YTM = (C+((F-P)/n)) : ((F + P)/2).
Keterangan:
C: pembayaran bunga surat utang tiap bulan (kupon)
F: nilai nominal surat utang (face value)
P: harga surat utang yang dibayarkan untuk membeli surat utang (price)
n: berapa kali bunga dibayar selama masa jatuh tempo obligasi