Karakteristik Kokurikuler
Berita Warganet – Karakteristik Kokurikuler. Karakteristik kegiatan kokurikuler merupakan bagian penting dalam pengembangan pengalaman belajar yang bermakna di satuan pendidikan. Kegiatan ini bersifat fleksibel, kontekstual, dan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, disesuaikan dengan kebutuhan serta kekhasan masing-masing satuan pendidikan. Namun demikian, kegiatan kokurikuler tidak boleh dilakukan secara sembarangan atau sekadar menjadi pelengkap semata.
Kegiatan kokurikuler harus dirancang secara sistematis dan strategis dengan mengacu pada dimensi profil pelajar Pancasila yang ingin dikuatkan atau diperdalam. Identifikasi awal terhadap dimensi yang menjadi fokus memungkinkan satuan pendidikan merancang kegiatan yang relevan, kontekstual, dan berdampak positif terhadap perkembangan peserta didik.
Tujuan dan Pendekatan Pelaksanaan Kokurikuler
Sebuah kegiatan dapat dikategorikan sebagai kokurikuler jika memiliki tujuan untuk:
-
Memperkuat delapan dimensi profil pelajar Pancasila.
-
Menunjang kegiatan intrakurikuler secara langsung maupun tidak langsung.
-
Memberikan pengalaman belajar yang bermakna, kontekstual, dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik.
Tiga pendekatan utama yang dapat digunakan dalam pelaksanaan kegiatan kokurikuler, antara lain:
-
Pembelajaran kolaboratif lintas disiplin ilmu.
-
Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH).
-
Pendekatan lainnya yang merujuk pada kurikulum satuan pendidikan atau kebijakan pemerintah.
Satuan pendidikan memiliki kebebasan untuk memilih pendekatan sesuai dengan analisis potensi dan kebutuhan peserta didik serta karakteristik lingkungan belajar masing-masing.
Kriteria Kegiatan Kokurikuler
Agar kegiatan kokurikuler benar-benar berdampak dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, berikut beberapa kriteria utama yang harus dipenuhi:
-
Memiliki tujuan yang jelas, yakni memperkuat satu atau lebih dari delapan dimensi profil pelajar Pancasila.
-
Mengangkat tema yang relevan, dikembangkan sesuai konteks sosial budaya dan karakteristik peserta didik.
-
Pengelolaan waktu yang fleksibel, mengacu pada struktur kurikulum yang berlaku di satuan pendidikan.
-
Dirancang secara terencana, mencakup tujuan, langkah-langkah pelaksanaan, hingga asesmen (penilaian).
-
Mengintegrasikan praktik baik yang sudah berjalan di satuan pendidikan atau mengembangkan kegiatan baru yang mendukung tujuan profil pelajar Pancasila.
Contoh Praktik Kokurikuler Bermakna
Satuan pendidikan dapat mengadaptasi kegiatan yang sudah berjalan agar lebih bermakna dan berorientasi pada penguatan karakter. Misalnya, kegiatan kerja bakti dapat diintegrasikan sebagai bagian dari penguatan nilai kolaborasi dan gotong royong, yang termasuk dalam delapan dimensi profil pelajar Pancasila. Dengan mengaitkan kegiatan tersebut pada kebiasaan bermasyarakat melalui gerakan 7 KAIH, maka kegiatan kokurikuler menjadi lebih relevan dan tidak bersifat tambahan semata.
Kuncinya terletak pada perencanaan yang sadar dan terarah, melibatkan murid secara aktif, serta terhubung dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan. Dengan pendekatan ini, kegiatan kokurikuler dapat menjadi ruang yang hidup dan menyatu dalam budaya sekolah, bukan sekadar rutinitas, melainkan bagian integral dari pendidikan karakter.
Kesimpulan
Kegiatan kokurikuler bukanlah kegiatan tambahan yang bersifat opsional, melainkan bagian penting dari strategi pembelajaran untuk membentuk peserta didik yang utuh: cerdas, sehat, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Dengan perencanaan yang matang dan berbasis pada delapan dimensi profil pelajar Pancasila, kegiatan kokurikuler akan menjadi wadah aktualisasi nilai, pembelajaran kontekstual, dan pengalaman hidup yang bermakna bagi setiap murid.